Celoteh di balik pelepasan



Celoteh di balik pelepasan


Hai, semuanya! Selamat hari baik!
Akhinya saya berhasil menulis dan menyelesaikan episode pertama ini. Lega dan puas berkepanjangan saya rasakan saat menulis celotehan ini. Seperti yang pernah saya celotehkan dulu. Salah satu alasan saya untuk memutuskan untuk menjadikan Pelepasan sebagai serial yang hadir setiap malam minggu adalah untuk membiasakan kembali diri saya menulis secara rutin dan berusaha konsisten akan suatu hal. Dan beberapa hal lain yang tidak bisa saya ungkapkan.
Penyuntingan akhir Pelepasan berakhir saat kasus LGBT di Indonesia menyeruak dan sedang panas-panasnya sehingga setiap hari muncul di pemberitaan. Ada yang pro tapi banyak juga yang kontra akan hal ini. Banyak orang di elemen keagamaan tak menerima hal ini, tapi sesungguhnya hal ini bukanlah hal baru di dalam kehidupan kita. Karena kaum LGBT memang sejak dahulu kala ada disekitar kita. Bahkan sejak zaman nabi semua itu sudah ada.
Salah satu tujuan utama saya adalah menuliskan jika kita seharusnya kita tidak berfikir dualisme dalam menghadapi hal ini. Ketika banyak orang begitu mengecam, membenci atau ngotot mendeskripsikan kaum LGBT seperti ini dan itu, atau sebagainya. Secara tidak langsung kita membiarkan diri kita membenci, atau setidaknya menanamkan bibit-bibit kebencian di dalam diri kita.
Tapi, bukan itu tujuan saya menulis celotehan ini hehehe...
Udah cukup ya bahas yang berat-berat J
Tujuan saya menulis ini karena saya ingin berbagi saja beragam hal yang melatari proses pembuatan serial Pelepasan. Mungkin sudah banyak yang tahu di tulisan sebelumnya jika saya menulis hal ini karena saya ingin belajar berkomitmen akan sesuatu. Terutama komitmen untuk menerbitkan bab baru setiap malam minggu. Dan komitmen untuk terus menulis setelah sempat mandek selama hampir satu tahun.
Ada seorang teman yang bertanya kenapa saya memilih tema Gay untuk serial pertama saya yang saya tayangkan di blog. Sebenarnya ada beragam alasan yang ingin saya jabarkan, tapi mungkin tidak dapat semuanya saya tulis disini. Salah satu alasan kenapa saya menuliskan tema ini karena tema ini menantang untuk saya tulis, belum terlalu menjamur di Indonesia dan banyak dimensi yang bisa saya rangkul dalam pembahasan teman ini. Mulai dari agama, sosial, adat, hukum hingga kemanusiaan. Mungkin teman-teman banyak yang tahu jika banyak hal yang ingin saya suarakan di dalam Pelepasan ini, tetapi mungkin juga banyak yang tidak karena saya memang sengaja tak terlalu frontal dan melapisinya dengan banyak makna.
Di tulisan ini saya juga ingin klarifikasi jika memang benar jika Willy Putranda adalah tokoh nyata. Beberapa bagian kisah di Pelepasan ini juga sebenarnya kisah nyata, tapi saya baurkan dengan fiksi karena tak ingin menyingung banyak sisi. Saya juga ingin berkisah jika Pelepasan ini sudah saya tulis sejak Februari 2015 lalu kurang lebih selama tiga minggu. Lalu saya lakukan editing dan berbagai tambahan kurang lebih selama dua bulan hingga akhirnya saya bagikan kepada teman-teman saya untuk sekedar dijadikan bacaan ringan. Barulah pada bulan Mei 2016 saya kembali menulis ulang Pelepasan ini untuk dijadikan serial setiap malam minggu untuk ditayangkan di blog saya.
Pelepasan adalah pengembangan dari sebuah cerpen yang saya tulis tahun 2012 lalu, cerpen yang sebenarnya saya buat pada saat saya baru saja putus cinta dengan seseorang. Sebuah cerpen yang saya buat untuk sekedar melampiaskan emosi daripada berbuat tidak-tidak, karena jika tidak langsung saya salurkan emosi negatif tersebut, saya akan berakhir di tempat yang tidak saya inginkan. Selain menjadi sarana pelampiasan rasa sakit hati saya, bibit awal pelepasan ini juga gabungan dari kisah seorang kawan, dan beragam kejadian yang saya abadikan dalam serial ini.
Sebenarnya saya tidak ingin terlalu menjanjikan banyak hal untuk kalian semua, tapi jika saya boleh membocorkan kisah yang mulai saya matangkan kedepan. Pelepasan hanya akan jadi tahap pertahap dalam kisah Abell dan Willy, dan lagi-lagi jika saya tak mengubah plot cerita. Ini hanya babak awal dari kisah Abell dan Willy, dan saya sudah mulai menuliskan kisahnya sambil mematangkan serial Peretas Mimpi.
Beberapa hari yang lalu, saya membaca draft awal Pelepasan, draft sebelum saya tulis ulang. Pada awalnya, pelepasan terdiri dari 38 bab, dengan pengisahan yang saya buat lurus tanpa mengulik banyak sisi orang-orang di sekitarnya. Setelah membaca ulang dua kali draft buku tersebut, saya sadar, masih banyak hal yang harus saya ceritakan yang akhirnya saya buat sedikit meluas di dalam serial blog pribadi saya.
Setelah membaca draft awal dan membaca ulang draft kedua yang saya post per bab di blog, saya berfikir lama dan mulai menentukan beberapa keputusan. Sambil corat-coret buku saya mulai membagi babak-babak selanjutnya kisah Abell yang masih panjang, lengkap dengan beberapa permasalahan yang harus dia hadapi, ujian pribadi dan juga perjalanan mental agar dia menjadi manusia yang jauh lebih baik. Terlebih juga dengan keputusan untuk masa depannya dengan lebih berhati-hati.
Terimakasih untuk para pembaca sekalian, karena kalian, secara tidak langsung saya mempunyai pemicu untuk terus berkisah dan berusaha jujur apa adanya tentang apapun. Sampai jumpa di sekuel kisah Abell selanjutnya.
Tambahan : jika kalian ingin menjalin tali persaudaraan dengan saya, bisa hubungi saya di TriztanFamous@gmail.com atau Triztanhermawan@yahoo.co.id saya berfikiran terbuka, tidak menghakimi apapun, jadi, ayo ngobrol bareng!


Daftar lengkap serial Pelepasan


Melajulah "Pelepasan"ku klik disini 

Pelepasan Remah ke 1 klik disini
Pelepasan Remah ke 2 Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 Klik disini
Pelepasan Remah ke 5 Klik disini
Pelepasan Remah ke 6 Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 Klik disini
Pelepasan Remah ke 9 Klik disini
Pelepasan Remah ke 10 Klik disini
Pelepasan Remah ke 11 Klik disini
Pelepasan Remah ke 12 Klik disini
Pelepasan Remah ke 13 Klik disini
Pelepasan Remah ke 14 Klik disini
Pelepasan Remah ke 15 Klik disini
Pelepasan Remah ke 16 Klik disini
Pelepasan Remah ke 17 Klik disini
Pelepasan Remah ke 18 Klik disini
Pelepasan Remah ke 19 Klik disini
Pelepasan Remah ke 20 Klik disini
Pelepasan Remah ke 21 Klik disini
Pelepasan Remah ke 22 Klik disini
Pelepasan Remah ke 23 Klik disini
Pelepasan Remah ke 24 Klik disini
Pelepasan Remah ke 25 Klik disini
Pelepasan Remah ke 26 Klik disini
Pelepasan Remah ke 27 Klik disini
Pelepasan Remah ke 28 Klik disini
Pelepasan Remah ke 29 Klik disini
Pelepasan Remah ke 30 Klik disini
Pelepasan Remah ke 31 Klik disini

Pelepasan Remah ke 32 Klik disini
Pelepasan Remah ke 33 Klik disini
Pelepasan Remah ke 34 Klik disini
Pelepasan Remah ke 35 Klik disini
Pelepasan Remah ke 36 Klik disini
Pelepasan Remah ke 37 Klik disini
Pelepasan Remah ke 38 Klik disini
Pelepasan Remah ke 39 Klik disini
Pelepasan Remah ke 40 Klik disini

Pelepasan Remah ke 41 Klik disini
Pelepasan Remah ke 42 Klik disini
Pelepasan Remah ke 43 Klik disini
Pelepasan Remah ke 44 Klik disini
Pelepasan Remah ke 45 Klik disini
Tongkat Estafet Kedua Klik disini
14 Fakta Di Balik Serial Pelepasan Klik disini
Untuk "Pelepasanku" Klik disini
Celoteh di balik Pelepasan Klik disini




Untuk... “Pelepasanku”



Untuk... “Pelepasanku”

Jika Serial ‘Pelepasan’ ini berwujud sebuah buku maka halaman kosong sebelum di mulainya babak untuk berkisah kurang lebih akan tertulis seperti ini,

Pelepasan ini aku persembahkan untuk seseorang yang menghancurkanku sekali pukul, terimalah serpihan kehancuran yang kau ciptakan. Berterimakasihlah, aku menampilkanmu lebih dari yang pantas kau dapatkan. Dan untuk mimpi-mimpiku, yang sebentar lagi diretas waktu, terimakasih telah menjaga kadar waras dalam kehidupan ini.

Tapi karena berwujud dalam sebuah serial tulisan maka saya berhak untuk mencampur aduk halaman persembahan dengan ucapan terimakasih sekaligus. Terimakasih untuk Willy Putranda, dan Sobey Mahesa Tirta yang telah menjadi model dan inspirasi lahirnya kisah ini. Untuk para pembaca pertama, AL Iklas Kurnia Salam, Khisma Arum Firdaus, Intan Pratiwi Abriyanti, Ana Rinawati, Putri Muliyana K, dan teman-teman sekelas yang aku paksa untuk membaca kisah ini, terimakasih atas segala kritik dan masukan pembangun fondasi kisah ini.
Untuk Kampus Fiksi angkatan 14! Terimakasih telah menerimaku dengan hangat dan apa adanya. Andai tiga hari itu bisa jadi seminggu, atau sebulan hehehe... dan terimakasih juga telah sudi membaca kisah LGBT ini.
Terimakasih pula untuk Rangga Wirianto Putra atas novel The Sweet Sins-nya, walaupun hanya sempat berkenalan di Twitter, dan bersapa beberapa kali, tapi saya pernah mengirimkan niatan untuk membuat cerita sejenis yang akhirnya niatkan dan akhirnya saya jadikan serial setiap malam minggu.
Untuk sahabat-sahabatku yang rela aku jejali beragam fantasi dan keabsurdan fikiranku, Dewi, Yulis Nursitasari, Zulfikar, Dede Sri Rahayu, Dwi Hero Wicaksono, Rita Lestari, Raditya Candra Negara, Tri Retnoningsih, Ana Rinawati, terimakasih atas persahabatan yang hangat, konyol dan penuh tawa selama ini.
Dan yang terakhir, untuk dua orang yang tak bisa aku sebutkan namanya, satu di Boyolali dan satu di Kartasura. Terimkasih, terimakasih banyak untuk hari-hari itu. Kalian adalah manusia-manusia keren dan menakjubkan yang diciptakan Tuhan untuk memacu roda waktu agar lebih cepat. Sebagaimana sifat alamiah manusia itu sendiri, aku ingin meminta maaf, dan memaafkan kalian. Biarlah semua itu hanya ada di masalalu. Walau sekarang, yang ada di ingatanku hanya saat-saat dimana kita pertama kali berjumpa dan saat kita berpisah. Tapi sampai sekarang kenapa saat-saat kita berpisahlah yang masih dominan? Saat aku ingat kalian, atau mendengar nama kalian, atau kadang masih terselip di salah satu mimpi. Jujur, masih ada rasa sakit yang tersisa. Padahal luka ini sudah tahunan? Kenapa sampai sekarang belum sembuh benar? Lucu ya?
Tapi, saat kita berpisah dan memutuskan untuk tak lagi berhubungan sama sekali, saat kita keluar dengan teman masing-masing, beberapa kali berpapasan dan bertukar senyum. Kita berbahagia saat melihat orang yang pernah menjalin kisah di masalalu hidup dengan baik, dan itu sudah lebih dari cukup. Bahagia karena kita menjalani hidup masing-masing dengan baik.
Untuk para pembaca sekalian, walaupun masih banyak yang anonim dalam menyampaikan kritik dan saran kedepan, saya ingin mengucapkan terimakasih banyak, karena kalianlah saya mampu untuk menyelesaikan serial ini. Maaf jika masih banyak cacat dan kurang dimana-mana. Sering telat pas ngepost Remah selanjutnya, dan dua kali teledor karena menayangkan terlebih dahulu bab 41 dan 45 sebelum bab-bab lain tayang. Maafkan hamba yang bodoh ini panduka! 
Sampai jumpa di serial selanjutnya.


Daftar lengkap serial Pelepasan


Melajulah "Pelepasan"ku klik disini 
Pelepasan Remah ke 1 klik disini
Pelepasan Remah ke 2 Klik disini
Pelepasan Remah ke 3 Klik disini
Pelepasan Remah ke 4 Klik disini
Pelepasan Remah ke 5 Klik disini
Pelepasan Remah ke 6 Klik disini
Pelepasan Remah ke 7 Klik disini
Pelepasan Remah ke 8 Klik disini
Pelepasan Remah ke 9 Klik disini
Pelepasan Remah ke 10 Klik disini
Pelepasan Remah ke 11 Klik disini
Pelepasan Remah ke 12 Klik disini
Pelepasan Remah ke 13 Klik disini
Pelepasan Remah ke 14 Klik disini
Pelepasan Remah ke 15 Klik disini
Pelepasan Remah ke 16 Klik disini
Pelepasan Remah ke 17 Klik disini
Pelepasan Remah ke 18 Klik disini
Pelepasan Remah ke 19 Klik disini
Pelepasan Remah ke 20 Klik disini
Pelepasan Remah ke 21 Klik disini
Pelepasan Remah ke 22 Klik disini
Pelepasan Remah ke 23 Klik disini
Pelepasan Remah ke 24 Klik disini
Pelepasan Remah ke 25 Klik disini
Pelepasan Remah ke 26 Klik disini
Pelepasan Remah ke 27 Klik disini
Pelepasan Remah ke 28 Klik disini
Pelepasan Remah ke 29 Klik disini
Pelepasan Remah ke 30 Klik disini
Pelepasan Remah ke 31 Klik disini
Pelepasan Remah ke 32 Klik disini
Pelepasan Remah ke 33 Klik disini
Pelepasan Remah ke 34 Klik disini
Pelepasan Remah ke 35 Klik disini
Pelepasan Remah ke 36 Klik disini
Pelepasan Remah ke 37 Klik disini
Pelepasan Remah ke 38 Klik disini
Pelepasan Remah ke 39 Klik disini
Pelepasan Remah ke 40 Klik disini
Pelepasan Remah ke 41 Klik disini
Pelepasan Remah ke 42 Klik disini
Pelepasan Remah ke 43 Klik disini
Pelepasan Remah ke 44 Klik disini
Pelepasan Remah ke 45 Klik disini
Tongkat Estafet Kedua Klik disini
14 Fakta Di Balik Serial Pelepasan Klik disini
Untuk "Pelepasanku" Klik disini
Celoteh di balik Pelepasan Klik disini