skenario film pendek, kesempatan kedua
Kesempatan
Kedua
Written
by :
Triztan
Famous
Directed
by :
Intan
Pratiwi A.
Produce
:
Karang
Taruna AMUNISI
CAST
Wanita :
Lelaki :
GENRE : Drama, Romace,
SKRIP
IN. Di Dalam Ruangan
1.
Narator : pernahkah di kunjungi masa lalu? Impian, kenangan, seseorang, sebuah
rasa... karena kadang tak semua cinta tergantikan oleh cinta, karena kadang tak
semua cinta itu ternyata cinta... times changed, things changed, we Changed.
Ext. Sawah, Sore Hari
Seorang
wanita duduk termenung di pinggir sawah, menatap bentangan gunung dari
kejauhan, di tangannya terdapat sebuah buku harian tempat seluruh episodenya
berpadu, buku harian pemberian seseorang yang pertama kali mengisi hatinya. Setelah
dua tahun tak bertatap muka, akhirnya hari ini mereka memutuskan untuk
berjumpa. Menggenapkan apa yang harus di genapkan, menyelesaikan apa yang harus
mereka selesaikan.
WANITA
(tersenyum melihat kedatangan orang yang ia cintai datang)
LELAKI
Hay, sudah lama nunggunya? (turun dari sepeda motor, mencopot helm lalu langsung
menjabat tangan si wanita)
WANITA
Belum, aku juga baru saja dateng kok (kikuk, tersipu malu)
LELAKI
(memanggut-manggutkan kepala) ehm, kamu kelihatan beda (melirik si wanita sebentar
lalu kembali menatap gunung di kejauhan, tersenyum sekilas)
WANITA
Beda bagaimana?
LELAKI
Ya beda saja, lebih tenang, lebih luwes, dan kayaknya lebih santai. Nggak
kaya dulu (tersenyum simpul)
WANITA
(menunduk, tersenyum singkat) kamu juga, kayaknya lebih dewasa dan tenang,
nggak kaya dulu (melirik sang LELAKI) kamu, apa kabar?
LELAKI
Kabarku Menakjubkan!
WANITA
Lho, kok bisa?
LELAKI
Ya karena mau ketemu kamu hari ini, semalaman aku bahkan sampai nggak bisa
tidur. Lucu ya?
WANITA
(tersenyum lebar) sama, aku juga. Mungkin karena kita sudah lama nggak
ketemu, jadi sedikit antusias
LELAKI
Kamu masih ingat janji kita dulu?
WANITA
Janji yang mana? Kamu menjanjikan banyak hal sama aku
LELAKI
Hatimu
adalah hatiku. Tubuhmu adalah tubuhku. Kamu
milikku. Aku milikmu. Tidak ada
rahasia lagi. Tidak ada dusta lagi. Tidak
ada penghalang lagi. Sakitmu, tawamu, air
matamu, amarahmu, lukamu, semuanya
adalah-
WANITA
(menyela kalimat LELAKI) -tanggung jawabku
LELAKI
Kamu masih ingat? (antusias menatap sang WANITA)
WANITA
Tentu, itu janji sakral kita pas awal jadian dulu.
LELAKI
Aku senang kamu masih ingat itu. Kamu masih sendirikan selama aku pergi?
WANITA
(tersinggung) itu pertanyaan macam apa? Aku masih sendiri (ketus) pas kamu
dulu pergi, kamu nggak ngasih kepastian apa-apa lho sama aku, secara nggak
langsung kamu gantung aku lho. Dua tahun tanpa kabar. Tanpa surat, tanpa SMS,
tanpa petunjuk sedikit pun.
LELAKI
Aku minta maaf untuk itu dan untuk segala kesalahanku selama menjalin
hubungan sama kamu.
WANITA
Kamu tenang saja. Aku sudah maafin kamu jauh hari sebelum kamu minta maaf
sama aku. (menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan)
LELAKI
Kamu benci sama aku?
WANITA
Enggak, aku sama sekali nggak benci sama kamu. Aku cuma lelah menunggu
kepastianmu, dua tahun aku kamu gantung, tanpa kepastian apapun. Dan itu sakit.
Aku ngerasa hampa, padahal hampa itu kan kosong, nggak ada apa-apa, tapi kenapa
hampa yang aku rasain saat kamu tinggalin aku itu menyakitkan ya?
LELAKI
(menundukkan wajah, menyesal) Aku minta maaf, aku mohon sama kamu, maafin
aku. Sumpah aku nggak ada maksud apa-apa, nggak pernah aku niat buat sakitin
kamu.
WANITA
Kamu ada maksud sama aku juga nggak apa-apa kok, sudah tenang saja, itu kan
sudah berlalu, yang udah ya udah, biarin saja jadi kenangan. Dan kenangan nggak
seharusnya jadi bebankan?
LELAKI
(tersenyum pahit, tersinggung dengan ucapan si wanita) sekarang kamu kuat
ya
WANITA
(menghembuskan nafas perlahan, menahan tawa) keras kepala iya, tapi kadang
menjadi kuat itu bukan berarti tahu segalanya lho. Bukan berarti aku tak bisa
hancur. Kekuatanku ada pada kemampuanku bangkit lagi setelah berkali-kali
jatuh.
LELAKI
Dan akulah orang yang membuatmu berkali-kali jatuh? Orang yang membuatmu
menjadi sosok yang kuat? (tersenyum getir)
WANITA
(tersenyum) masihkah kamu harus tetap bertanya ketika kamu sudah tahu
jawabnya? iya, kamu salah satunya. Tapi tenang, masa itu sudah berlalu. Nggak
ada gunanya ngungkit-ngungkit itu. Kamu ketemu aku nggak buat ngungkit-ngungkit
itu kan?
LELAKI
Nggak, aku ngajakin kamu ketemu bukan untuk ngungkit-ngungkit itu kok. Tapi
aku minta sama kamu, Jangan sakiti aku mengatasnamakan masa yang telah berlalu
(serak) aku ingin pertemuan kita setelah dua tahun tak jumpa menjadi kenangan
yang indah. Bukan seperti ini, mengungkit-ungkit masa lalu hanya untuk saling
menyakiti.
WANITA
(terdiam lama, berfikir) kamu benar, maafin aku. Aku hanya terbawa emosi
sesaat saja. Sorry,
LELAKI
Sama-sama, kita saling memaafkan saja (melirik buku diary di tangan sang
WANITA) buku itu masih kamu simpan?
WANITA
Iya, buku ini selalu aku bawa kemana-mana, nggak semua kenangan bisa aku
lupakan begitu saja.
LELAKI
Kamu tahukan kalau aku masih sayang sama kamu?
WANITA
Tahu, aku pun juga masih merasakan hal itu
LELAKI
Jadi?
WANITA
Jadi apa?
LELAKI
Kita balikan?
WANITA
Memangnya sejak kapan kita putus?
LELAKI
(sumringah mendengar jawaban sang WANITA) jadi sekarang kita masih pacaran?
WANITA
Enggak
LELAKI
(kebingungan) Lha terus?
WANITA
Mulai sekarang kita jadi teman dulu saja
LELAKI
Jadi nanti aku masih bisa jadi pacarmu lagi?
WANITA
Tergantung,
LELAKI
Tergantung bagaimana?
WANITA
Tergantung kamu nantinya. Jujur aku masih sayang sama kamu, sayang banget
malah. Tapi, setelah kamu pergi tanpa kepastian apapun rasa itu memudar dengan
sendirinya. Masih ada, tapi tak sekuat dulu.
LELAKI
Terima kasih untuk hal ini, dan maaf untuk dua tahun belakangan ini.
WANITA
Sudahlah, jangan minta maaf terus. Biasa saja, aku cuma nggak suka saja
sama konsep pacaran yang bubar terus musuhkan satu sama lain. Saling
menjatuhkan. Cepat-cepatan cari pasangan baru dan lain-lain. Hubungan antara
hati ke hati itu tak serendah itu, nggak senista itu dan nggak seremeh itu.
Cinta itu sebenarnya cukup lapang kok untuk menampung apapun, termasuk
kesalahan fatal.
LELAKI
Iya aku paham
WANITA
Intinya, aku ngasih kesempatan kedua buat kamu karena itu keputusan yang paling
adil buat kita berdua. Kita masih saling sayang, tapi aku juga butuh pembuktian
kalau kamu serius masih mau jalin hubungan sama aku, oke? (mengulurkan tangan)
LELAKI
Oke (menjabat tangan si WANITA)
WANITA
Deal, baru mulai besok kamu boleh ngejar-ngejar aku lagi (tersenyum senang)
LELAKI
Siapa takut?
WANITA
Selama dua tahun kemarin kamu beneran nggak jalin hubungan sama
siapa-siapa?
LELAKI
Enggak
WANITA
Lha kenapa?
LELAKI
Masih perlu ya tanya hal yang sudah pasti kamu tahu jawabannya?
WANITA
Nggak ada yang salah dengan kepastian
LELAKI
(mengangguk-anggukan kepala) ya, nggak ada yang salah sama itu. Nggak ada
cinta yang rasanya sama, kenapa harus coba-coba kalau sudah menemukan yang pas?
Yang tepat dan klop banget?
WANITA
(tersenyum senang, lalu menyandarkan kepalanya ke pundak sang lelaki,
menghabiskan waktu menatap matahari yang mulai terbenam)
CUT TO THE END TITLE
0 komentar: