REVIEW FILM: SINGLE (2015)
Triztan Famous Review : Single (2015)
SINGLE
Reviewer : Triztan Famous
“Kubenci sendiri... kubenci sendiri... sampai kapan
terus begini...”
Entah kenapa saat keluar dari bioskop
aku dan teman-temanku terus menyanyikan Ost. Film single yang khusus diciptakan
oleh Geisha untuk film ini. Kurang lebih ada tiga macam gubahan arasemen yang
sanggat candu di dalam film Single yang menggunakan lagu ciptaan Geisha ini.
Ekspektasi yang rendah dan cenderung kecewa saat menonton film ini sedikit demi
sedikit terobati saat film ini mulai bergulir. Jujur sebelumnya tak ada rencana
sama sekali untuk menonton film ini sebelumnya, karena pada malam itu aku dan
teman-teman berencana untuk ikut heboh dalam pengalaman sinematic Star Wars
episod VII berjudul The Force Awakens, tapi karena telat setengah jam dan karena
tak ingin pulang dengan tangan hampa. Akhirnya kita putuskan untuk menonton
film single, yang begitu heboh mengisi liburan anak-anak muda di Indonesia.
Ekspektasi rendah dan rasa kecewa
saat menonton film ini membuatku dan teman-teman mengira jika film ini akan
berakhir sama seperti comic 8 Casino King Part 1 yang begitu melempem. Tapi
saat film mulai bergulir perlahan film ini mulai dapat dinikmati, terlebih saat
Ebi (Raditya dika) galau benyanyi kubenci sendiri yang dilantunkan Geisha
dengan mimik wajah yang teramat sanggat ingin aku tonjoki (hahaha... entah
kenapa dari dulu saat aku melihat Raditya Dika terbesit rasa untuk
menghancurkan wajahnya, Pstt jangan bilang-bilang sama dia ya). Scene saat Ebi
menyanyikan lagu Geisha dengan suara tak karuan itulah yang membuatku menikmati
single.
Secara garis besar Single
menceritakan tentang Ebi yang memiliki kesulitan untuk berbicara dengan lawan
jenis dan sudah berumur untuk memiliki pasangan. Dibantu kedua sahabatnya Wawan
(Panji) dan Victor (Babe Cabita) Ebi mulai mencari pasangan karena mamanya yang
terus menerus mendesaknya dan adiknya yang keburu nikah karena sudah mapan,
memiliki rumah dan pasangan, tidak seperti Ebi yang malah kebalikannya, Belum
dapat kerja, masih kost dan sering pinjam uang mamahnya dan menjalani hidup
yang biasa-biasa saja.
Salah satu hal kenapa malam itu
memutuskan untuk menonton film Single karena ada nama Soraya Film
dibelakangnya, tak lebih tak kurang karena sebelum-sebelumnya saya memang bukan
penggemar berat Raditya dika, sayapun juga belum menonton film Dika sebelumnya.
Di Indonesia nama Besar Soraya Film sudah menjadi Brand menjanjikan akan sebuah
film untuk menampilkan production value yang menakjubkan. Soraya Film yang
sebelumnya sukses mnelurkan film-film mega blocbuster seperti Eifel i’m in love
yang berhasil menembus 2 juta penonton, 5 cm yang kembali mendulang emas
sebesar 2,2 jutaan penonton, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick yang menjadi film
dengan penonton terbanyak di Indonesia tahun 2013 dengan jumlah penonton 1,7 juta
penonton dan terakhir film Supernova episode satu yang berjudul Ksatria, Putri
dan Bintang jatuh yang tampil paling menyedihkan lewat eksekusi film, kesalahan
casting, pelafalan bahasa buku dan pemilihan materi novel yang tidak cermat.
Sehingga menjadikannya film Soraya berpenonton paling rendah, yaitu sekitar
500an ribu penonton saja.
Sigle yang produksi oleh Soraya Film
memberikan sajian gambar yang begitu indah, jernih, dan mewah. Shot-shot Bali
yang menakjubkan, adegan skydiving yang lumayan menghibur dan ledakan mobil
yang sudah nampak sedikit ti trailernya, sungguh kemewahan yang sanggat jarang
ditampilkan di perfileman indonesia yang jarang berani memproduksi film dengan
dana yang besar.
Film Single juga memiliki
keistimewaan daripada film-film raditya dika yang lainnya, selain production
value yang jempolan, single juga memiliki amunisi sebagai film pertama Raditya
dika yang tak berdasarkan dari buku-bukunya, selain nama Raditya dika yang
begitu menjual di kalangan anak muda. Banyak hal yang membuat film ini begitu
mengalir dan membuat 2 jam dibioskop tak terlalu terasa. Acungan jempol untuk
Babe Cabita yang berhasil meningkatkan suntikan humor di film ini, joe yang
tampil begitu menganggu dan menjengkelkan sekaligus lucu disaat yang bersamaan,
Panji juga tampil begitu pas, begitu pula Pevita pearce yang tampil begitu
menakjubkan walau hanya menjadi cameo saja di dalam film ini. Memang ada
beberapa moment dan emosi yang tak terlalu berhasil disampaikan dengan baik di
dalam film ini, dan moment-moment tersebut kebanyakan pada saat angel (anisa
rawles) berakting. Angel yang menjadi karakter pusat di film ini seharusnya
bisa melakukan sesuatu yang lebih daripada tangisan palsu saat puisi ibunya
dirobek-robek radit. Sumpah, itu akting murahan sekali. Memang ada beberapa
plot hole yang terdapat di film ini, tetapi setidaknya ini adalah Film komedi
yang tidak kampungan seperti film-film berlabel komedi lainnya.
Single adalah film komedi berkelas,
dengan Production Value yang begitu berkelas juga. Meski banyak moment yang hit
and mis, tapi setidaknya film ini begitu lancar bercerita hingga akhirnya
memberimu pencerahan pada akhir filmnya. Semoga suatu saat nanti Radit berhenti
bermain-main di zona amannya, dan memulai suatu hal diluar jalur film-filmnya
kebanyakan.
Skor : 7,5 /10
ps: selamat atas pencapaian film single memperoleh 1 juta penonton #BanggaFilmIndonesia
0 komentar: