review: Batman v Superman : Dawn of Justice
Batman
v Superman : Dawn of Justice
Triztan Famous
Siapa yang dapat menolak pesona
dua superhero super keren sepanjang masa yang sudah menjadi ikon dunia? Dua
karakter paling menonjol di dunia superhero, dipertemukan, disandingkan,
dibakuhantamkan lalu dibuat kerjasama dalam sebuah film, siapa yang tak ingin
melihat itu semua? Apalagi Batman yang tampil sempurna di trilogi versi Nolan
yang begitu indah, realistis dan manusiawi dan Superman yang notabennya sebagai
superhero paling kuat dijagat raya. Dan ditambah lagi dengan hadirnya Wonder
Women yang menjadi ikon feminis selama ini, saya ragu jika ada pahawan
bergender wanita yang bisa melebihi popularitas Wonder Women. Hadirnya ketiga
superhero ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
Tak peduli rating yang buruk atau
para pereview film yang menilai rendah film ini, tapi pada kenyataanya Batman V
Superman: Dawn of Justice ini memang ditunggu banyak kalangan dan menjadi film
yang sangat diantisipasi pada tahun ini. Selain menjadi peta untuk DC Extended
Universe selama lima tahun kedepan, film ini juga penting karena untuk pertama
kalinya Warner Bros bertaruh gila-gilaan untuk menyaingi Disney-Marvel dengan
MCU-nya. Ayo mulai!
Banyak orang yang kecewa saat di
trailer kedua film ini diluncuran kepublik menyertakan penampakan Doomsday yang
begitu buruk rupa, hal ini cukup menganggu memang, tapi dengan diluncurkannya
trailer ketiga yang lebih berfokus kepada Batman dengan gaya bertarung seperti
di film The Raid, expektasi saya kembali melambung di film ini.
Film ini dibuka dengan adegan
pertempuran final Superman melawan jenderal Zod yang mempora-porandakan kota
Metropolis dan Gotham, juga menghancurkan gedung Wayne milik Batman dan
menewaskan banyak kariyawannya. Batman adalah bagian dari masyarakat umum yang
menilai bahwa Superman adalah ancaman besar bagi bumi dan tempat tinggal
mereka- hal ini diakibatkan oleh pertempuran gila-gilaan di Man of Stel yang
membunuh banyak orang-.
Banyak orang yang mengeluh jika
film ini terlalu lama untuk memunculkan adegan pertempuran gila-gilaan antara
Superman dan Batman yang mereka tunggu, film ini juga membosankan ditonton
anak-anak karena begitu banyak dialog yang tidak langsung ke inti tetapi banyak
yang bersifat filosofis yang menurut saya malahan indah. BvS memang lebih kelam
dari Trilogy versi Nolan maupun MoS. Saat teman saya mengeluh karena terlalu
padatnya plot dan penulisan latar belakang Batman dan Superman yang begitu
rinci, saya malah kegirangan dengan film ini. Bahkan hampir semua scene di film
ini saya menikmatinya. Moment-moment munculnya batman di film ini, kebrutalan
batman saat mengecap tubuh para penjahat, atau momen saat Superman dianggap
sebagai Mesias (tema yang sanggat jarang sekali diangkat di film superhero)
oleh warga Metropolis dan menimbulkan banyak prokontra, atau saat kemunculan
Lex Lutor yang menurut saya mirip dengan Joker, dan yang paling mencuri
perhatian disetiap adegan... Wonder Women yang begitu tangguh, keren dan
mempesona sehingga membuat saya tak sabar untuk melihat ia beraksi di film
solonya.
Kemunculan singkat The Flash,
Cyborg, Aquaman, juga semakin membuat saya tak sabaran menunggu aksi mereka di
film mereka sendiri. Jika anda merasa BvS ini terlalu banyak bercerita untuk
mengali motivasi Batman dan Superman untuk bertarung hingga akhirnya
pertarungan mereka yang anda harapkan serasa kurang nendang, tunggu hingga
Doomsday datang dan Wonder Women bergabung dengan Batman dan Superman menjadi
Triniti dimana itu adalah cikal bakal Justice Lague berdiri niscahya anda akan
merasa orgasme yang teramat indah. Menurut saya ini adalah pertempuran final
superhero yang begitu padat, indah sekaligus menakjubkan yang pernah saya
rasakan. Hingga akhirnya anda akan merasakan emosi yang pedih saat scene-scene
film ini menuju credit title.
Semua plot yang begitu banyak dan
cukup membingungkan akan terjawab di pertempuran final ini, Batman yang begitu
brutal, Wonder Women yang menakjubkan, Superman yang nampak lebih manusiawi,
Doomsday yang mematikan dan Lex Lutor yang begitu licik semuanya akan membuatmu
ingin menyaksikan film ini lagi dan lagi, serta membuatmu tak sabaran menunggu
Suice Squade untuk melihat Batman satu layar dengan rival abadinya, The Joker.
Saat menonon Batman V superman,
berkali-kali saya mengalami “Wah” dan “Wow” faktor yang menyenangkan yang
dibalut dengan gambar dan visual menakjubkan. Dan jika bicara mengenai Visual Artist terbaik saat ini, Zack
Synder memang rajanya, lengkap dengan ciri khas slow motions dan gambar-gambar mewah yang kebanyakan direkam
melalui Imax. Satu hal yang membuat DC lebih unggul dengan Marvel kali ini
karena departemen musik buatan Hans Zimmer dan Junkie Xl yang begitu
menggelegar, sexy, keren dan mendebarkan, terlebih saat scooring untuk Lex
Lutor yang begitu terkesan keji dan licik, Wonder Women yang sexy dan garang
dan yang paling keren adalah adegan pertempuran puncak yang begitu menggelegar,
maaf sebelumnya, tapi Age of Utron menurut saya lebih membosankan daripada film
ini, hehehe.
Saya bukan fanboy Marvel ataupun
DC, saya adalah sekedar penggemar film superhero yang bersemangat karena
semakin lama semakin banyak film superhero yang begitu beragam dan dengan tema
yang penuh pesona, jujur saya mulai bosan dengan film-film marvel yang menurut
saya begitu-begitu saja, hahaha. Mungkin juga karena itu saya begitu menyukai
Batman V Superman ini karena meneruskan aroma kelam yang dibawa Nolan.
Skor: 7,5/10
0 komentar: