Pelepasan Remah 12
Remah 12
Kisah
sebelumnya
Satu
persatu bulan berjalan dengan singkat, bara yang dahulu meledak ledak hebat
kini hanya meninggalkan kehangatan, percik-percik hangat yang membuat semua hal
menjadi indah dan lengkap. Percik yang dapat mengungkap keindahan bila di
pandang bersama orang yang tepat.
Pagi
hari di saat aku ulang tahun, banyak hal yang membuatku merenung. Jika
tahun-tahun sebelumnya keluargaku selalu memberiku kejutan saat tengah malam
dan di lanjut makan besar di malam selanjutnya. Kali ini tidak, tak ada lagi
selebrasi tahunan seperti itu lagi. Semuanya
udah berubah Bell, kamu udah diusir, nggak dianggep anak lagi sama orang tuamu,
kataku dalam hati, air mata mulai bertimbulan di sudut-sudut mataku. Kuat, kuat, yang kuat Bell.
Sambil
menyiapkan roti bakar untuk sarapan, iseng aku cek hapeku. Berharap-harap ada
pesan dari sahabat-sahabatku. Tapi, ternyata tak ada satupun pesan masuk. Aku
mendengus sebal. Bahkan dari Andi dan Willy juga sama sekali tak ada pesan
singkat sedikitpun, mungkin mereka sibuk, batinku
sedikit jengkel.
Notifikasi
pesan baru membuatku berlari dari kamar, segera aku cek pesan yang baru
terlampir, dari Willy,
Aku udah di
depan.
Aku
kecewa, sama sekali tak seperti yang aku harapkan. Entah kenapa pagi itu aku
terobsesi dengan ucapan selamat, yang sayangnya hari ini sama sekali tak ada
satupun masuk ke dalam inbox hapeku.
Bahkan
saat Willy mengantarku hingga ke cafe, ia biasa saja, seolah ini bukan hari
penting. Sebenarnya, aku memang tak terlalu mengharap apapun, tapi setidaknya
ucapan selamat ulang tahun, sudah cukup. Ia yang biasanya basa-basi dulu
sebelum berangkat ke distro, hari ini juga langsung pergi begitu saja setelah
mengantarku. Membuatku menjadi jengkel hari.
Apa mereka mau buat kejutan ya?
Kataku dengan senyum licik.
Saat
cafe tak terlalu ramai, sengaja aku sempatkan diri untuk berkeliling,
melihat-lihat ruangan-ruangan lain, sudut-sudut tersembunyi, siapa tahu mereka nyembunyiin sesuatu disana.
Kataku riang. Tapi setelah beberapa menit keliling cafe, aku kembali di buat
kecewa. Ternyata memang tak ada apa-apa. Mungkin mereka beneran lupa. Lagian
sudah umur segini, mungkin memang sudah saatnya nggak ada perayaan. Tapi masa
sih mereka lupa? Kataku tak terima. Mereka kan berteman denganku di facebook,
masa iya nggak ada yang lihat notifikasi kalau hari ini aku ulang tahun?
Dengan
berat hati, akhirnya aku jalani jam-jam berikutnya dengan wajah musam. Hingga
tak terasa sudah jam 10 malam, dan tak ada apa-apa!. Huh!. Di halaman luar
cafe, aku menunggu Willy menjemputku dengan wajah cemberut. Sesekali aku
melihat layar hapeku, berharap-harap jika teman-temanku yang sudah pulang kerja
dan lagi santai ingat hari ulang tahunku dan mengucapkan selamat untukku.
Lagi-lagi aku kecewa. Bahkan, sampai sekarang tak ada notifikasi sama sekali.
Sialan!
Tepat
pada saat Willy datang, dengan senyuman cengengesan seperti biasanya, belasan
notifikasi tiba-tiba memberondong hapeku. Saat aku baca, ucapan-ucapan selamat
dari teman-teman terdekat langsung membuat hatiku hangat,
“Teman terbaik tidak pernah berbohong satu
sama lain dan saya harus jujur dengan kamu. Bahwa kamu sudah semakin tua dan
semakin jelek, hahaha... Selamat ulang tahun sahabatku, tetep kuat, jadi orang
yang menginspirasi, dan yang paling penting jangan lupa makan-makannya, traktiran
kui seng paling penting lho Bell, ”
“Pada ulang tahunmu kali ini, jangan lupa
untuk menetapkan tujuan di langit yang tinggi dan menghabiskan sisa kesedihan
di tahun ini saja. Dan mencoba membangun roket untuk sampai ketujuan itu. Selamat
ulang tahun ya sayang, kado nyusul ya!”
“Persahabatan adalah semua tentang memberi
dan menerima. Kamu dapat mengambil hadiah yang aku siapkan untukmu hanya jika
kamu memberikan pesta yang mengagumkan dan makanan yang banyak sebagai
imbalanya. Hehehe... Selamat ulang tahun sahabatku, muach muach muach...”
“Sepertinya kue ulang tahunmu mulai tidak
bisa terlihat, karena tertutup oleh lilin yang di atasnya. Ini membuktikan
bahwa kamu sudah tidak muda lagi. Selamat Ulang Tahun,”
“Aku percaya kalau usia laki-laki seperti
anggur, dan seperti sebuah anggur semakin tua semakin tak ternilai harganya.
Selamat Ulang Tahun bro. Tambah bijaksana ya,”
“Jangan terlalu senang tentang perayaan ulang
tahunmu, itu adalah sebuah penanda bahwa kamu sudah semakin tua, semakin jelek
dan nggak unyu-unyu lagi. Selamat Ulang Tahun ya beb!”
“Aku berharap untuk merayakan ulang tahunmu
dengan pergi keluar dan melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tahu nggak kenapa?
Karena aku mau ditraktir dan kamu yang bayarin, hehehe. Selamat Ulang tahun
kawan”
“Satu-satunya hal keren bertambahnya usia
adalah bahwa kamu dapat mengklaim untuk menjadi dewasa, meskipun itu tidak
menjadi jaminan bahwa kamu akan bertambah dewasa. Selamat Ulang tahun, doa
terbaik untukmu, lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Karena di umur segini,
kita nggak lagi hanya bermimpi, tapi harus mewujudkan mimpi, dan membuatnya
nyata, selamat berjuang.”
Kebahagiaan
seketika menyeruak dari dalam dada saat membaca pesan-pesan singkat yang silih
berganti terkirim ke dalam hapeku.
“Kamu
yang buat ini semua?” tanyaku dengan ekspresi tak karuan.
“Iya,”
jawab Willy dengan nada menyenangkan, membuat senyumku terus mengembang, “aku
minta tolong Andi buat bilang sama temen-temenmu itu buat nunda ucapan ulang
tahunmu. Ya biar kamu rada jengkel aja Bell,”
“Wah!
Makasih banyak ya sayang,”
Ini
hadiah buat pemanasan pesta kecil-kecilan kita. Jelas Willy sambil membuka
salah satu video di tabletnya. “Ini aku buat seminggu yang lalu sama anak-anak.
Sorry kalau jelek,”
Saat
video itu mulai diputar, satu persatu adegan tak terduga ditampilkan, “Aku
ngelakuin ini semua cuma buat kamu Bell, selamat ulang tahun, aku sayang kamu,”
kata Willy mantap sebelum akhirnya kamera mulai menyorotnya saat ia gosok gigi
di zebracros sambil telanjang dada dan hanya mengenakan boxer. Tampilan
berikutnya lebih gila, ia mandi di tengah jalan saat lampu merah lalu ia pindah
mandi sambil di semprot tukang cuci motor di pinggir jalan. Adegan terakhir ia
jalan-jalan di pinggir jalan sambil membawa tulisan selamat ulang tahun.
Selama
beberapa saat aku terdiam, terkisap dengan hadiah pemanasan Willy yang begitu
menguncang dan menyenangkan.
“Kamu
itu gila banget sih jadi orang!” semburku langsung.
“Demi
kamu, apapun aku mampu Bell,”
“Haduh,
apaan sih kamu, bikin salah tingkah aja deh,”
“Seneng
nggak aku buatin video kaya gitu?”
“Iya
seneng banget! Beda aja, lucu, konyol, tapi berkesan banget di hati,”
“Syukur
deh kalau gitu. Jadi seneng dengernya. Anak-anak ada di atas, ayo buruan, nggak
enak udah nunggu kelamaan,” kata Willy menyuruhku langsung naik ke lantai tiga
cafeku.
“Di
lantai atas?” tanyaku penuh antusias “Kirain nggak bakal ada acara apa-apa?”
“Untuk
tahun ini, tetep harus dirayakanlah,”
“Kamu
nggak bercandakan Will?”
“Ya
enggaklah sayang, kita siapin pesta kecil-kecilan buat kamu di atas.
Temen-temenmu dari Jogja juga udah dateng katanya,”
“Yang
bener?”
“Kalau
nggak percaya cek aja diatas, orang aku sama Andi kok yang nyiapin ini semua,”
Sesampainya
aku di lantai atas, lampu warna-warni dan lampion menyala serentak di iringi
ucapan dan nyanyian ulang tahun. Setelah bergantain menyalamiku, rombongan
orang-orang dewasa itu mulai berpencar menjadi kelompok-kelompok kecil. Ada
yang bertugas membakar daging sapi, ada yang sibuk makan, ada yang minum bir
sepuasnya, ada yang gitaran nggak jelas bunyinya, ada juga yang melingkar dan ngomong
ngalur ngidul sesuka hati.
Ting..
ting... ting...
Sengaja
sedikit keras aku memukul-mukulkan sendok ke pinggir gelas yang aku pegang,
agar semua teman-temanku disitu mendengar semuanya.
“Sebelumnya,
terimakasih buat kalian semua yang udah nyempetin buat dateng ke sini. Kalian
emang juara banget! Malem ini aku mau buat pengakuan kecil-kecilan, yang
mungkin udah kalian denger selentinganya. Kalau kalian ngira aku Gay
sebelumnya. Kalian bener. Orang tuaku tahu, dan aku diusir dari rumah. Aku
nggak bakal bilang kalau jadi pembangkang itu baik dan lain-lain. tapi mulai
malam ini, aku pengin jadi orang jujur, jadi orang apa adanya. Aku ingin kalian
lihat aku sebagai sesama manusia, sebagai teman yang saling memanusiakan
manusia, cheers!!”
Sebelum
tengah malam, pesta kecil-kecilan itu berpindah tempat ke hiburan malam.
Bersama-sama kami menyewa sebuah ruangan untuk karaoke bersama-sama tak lebih
dari dua jam karena esok hari sebagian besar dari kami harus pulang dan kembali
bekerja seperti biasanya.
Satu
hal yang membuatku tambah bahagia malam itu adalah, Willy yang bisa langsung
akrab dengan teman-temanku. Dengan fasih ia bisa langsung menempatkan diri
diantara mereka tanpa rasa cangung sedikitpun.
Setelah
pesta kecil-kecilan itu usai, aku diantar Willy pulang ke rumah kontrakan
dengan keadaan setengah mabuk. Mabuk bahagia dan mabuk minuman keras. Sesampainya
di dalam kamar, Willy mengirimkan sebuah link video di youtube sebagai hadiah
tambahan di ulang tahunku.
Saat
kubuka link tersebut, satu persatu wajah sahabatku bermunculan. Mengucapkan
selamat ulang tahun dengan berbagai cara yang membuatku penuh haru dan bahagia.
Video kompilasi tersebut di edit dengan cara yang unik, lucu dan seru. Dibagian
akhir video yang berisi hantaran doa dan harapan-harapan tulus membuat air
mataku menetes perlahan.
Terimakasih.
Terimakasih banyak teman-teman.
Aku
sayang kalian semua.
Saat
haru masih menyelimuti hatiku, tiba-tiba Willy kembali mengirimkanmu link
tambahan, sebagai penutup hari ulang
tahunmu katanya. Sambil tersenyum-senyum aku membuka link tambahan itu.
Tapi, sesuatu yang tak aku duga tiba-tiba menyergap kesadaranku. Hatiku
mendadak panas. Seperti dililit ulat bulu. Gatal. Aku murka melihat foto
tidurku, foto candid nggak jelas dan
foto-foto ajaibku yang di edit sedemikian rupa untuk memojokan dan menghinaku,
dan yang paling parah ia tag keseluruh sahabat-sahabatku.
“Willy!!!”
Teriakku penuh amarah.
kisah selanjutnya klik disini
kisah selanjutnya klik disini
Daftar lengkap serial Pelepasan
Melajulah "Pelepasan"ku klik disini
Pelepasan Remah ke 20 Klik disini
Pelepasan Remah ke 31 Klik disini
Pelepasan Remah ke 32 Klik disini
Pelepasan Remah ke 33 Klik disini
Pelepasan Remah ke 34 Klik disini
Pelepasan Remah ke 35 Klik disini
Pelepasan Remah ke 36 Klik disini
Pelepasan Remah ke 37 Klik disini
Pelepasan Remah ke 38 Klik disini
Pelepasan Remah ke 39 Klik disini
Pelepasan Remah ke 40 Klik disini
Pelepasan Remah ke 41 Klik disini
Pelepasan Remah ke 42 Klik disini
Pelepasan Remah ke 43 Klik disini
Pelepasan Remah ke 44 Klik disini
Pelepasan Remah ke 45 Klik disini
Tongkat Estafet Kedua Klik disini
14 Fakta Di Balik Serial Pelepasan Klik disini
Untuk "Pelepasanku" Klik disini
Celoteh di balik Pelepasan Klik disini
0 komentar: