Review Finding Dory

8:13:00 AM Admin 0 Comments



Review Finding Dory


Di dalam ranah film animasi, Pixar adalah penguasa. Pengeruk uang lewat film-film Box Office dan pembabat piala dalam ajang penghargaan. Selain berhasil dalam branding- saya selalu mengibaratkan Pixar sebagai Apple, inc. Yang produknya selalu dinanti dan di rindukan oleh banyak orang-, Pixar juga berhasil menerobos segala batasan pengisahan dengan beragam ide-ide kunci, hati dan akhirnya membuat kita merenungkan banyak hal melalui berbagai presentasi film-film mereka yang menakjubkan.
Saya adalah fans garis keras Pixar, karena saya tumbuh dengan film-film mereka. Banyak yang berusaha mencoba untuk menyaingi atau menyamai prestasinya, tapi tak akan ada yang pernah bisa menggantikan Pixar, entah itu Disney Animations, DreamWork, Illumination Entertaiment, Blue Sky, Sony Pictures Animations. Saya sudah menonton semua film buatan mereka, dan Pixar masih punya posisi khusus di hati saya. Memang saya menyukai beberapa produk andalan mereka, seperti Frozen, Zootopia, How to Train Your Dragon. Tapi Pixar tetaplah Pixar, nggak ada duanya.
Tahun ini Pixar kembali mengeluarkan sekuel film andalan mereka, Finding Dory, sekual Finding Nemo yang telah menjadi tontonan wajib saya dan ponakan-ponakan saya di akhir pekan. Ada sensasi aneh yang menyerang saat film ini diputar di bioskop, seperti saat saya menonton AADC2, Finding Dory membuat saya bergidik was-was. Akankah film ini bisa kembali menaikan brand Finding Nemo atau hanya sekedar penceritaan ulang dengan sudut pandang berbeda seperti Monster University?
Tapi saat menilik Andrew stanton masih berperan sebagaimana di film pertama, rasa was-was saya sedikit berkurang walaupun kegagalan kisah di sekual cars masih membayang. Pada saat film dimulai, rasa was-was saya langsung lenyap saat melihat presentasi film pendek berjudul Piper yang bergitu indah dan menggemaskan, lalu dilanjutkan dengan sajian utama yang langsung membuat hati saya hangat. Coba dengarkan suara Dory saat kecil, begitu menggemaskan dan ingin sekali saya memeluknya.
Saat pengisahan bermulai, berulang saya merasakan injeksi emosi yang begitu dalam dan menyesakan dada. Ingatan-ingatan masalalu dory, bagaimana dia mengarungi lautan seorang diri dengan penyakitnya begitu membuat saya trenyuh akan dirinya. Berulang saya menahan diri untuk tidak meneteskan air mata, tetapi susah. Di dalam film ini kita seakan-akan membiarkan hati kita saling berbicara, dengan hati Dory, dengan hati Stanton, dan dengan hati Pixar. Jika tak pintar-pintar menempatkan komedi, Finding Dory akan cenderung suram dan sedih.
Keistimewaan Finding Dory adalah penempatan banyaknya karakter baru yang segar dan menyenangkan. Dan karakter-karakter tambahan itu juga memiliki porsi tersendiri untuk menggerakan kisah yang indah dan effisien. Sebut saja Destiny dan Bailey yang begitu cepat masuk ke dalam pikiran para penonton dan tak bisa mudah dilupakan. Atau Hank, octopus konyol yang bisa berubah-ubah sesuka hati, bertemprament buruk dan emosional ditanggapi enteng oleh Dory yang akhirnya membuat hubungan mereka tumbuh sehat dalam kasih sayang persahabatan dan perhatian layaknya keluarga, atau kedua orang tua Dory yang begitu menyenangkan dan suportif.
Keajaiban Pixar kembali terjadi di film ini, Finding Dory mengajarkan kita tentang bahagia yang sederhana. Tentang karakter-karakter yang memiliki kekurangan tetapi menjadi sempurna. Dan hal tersebut datangnya dari keluarga, entah keluarga biologis atau bukan. Saya bahkan berkaca-kaca saat kembali memikirkan bagaimana perasaan orang tua Dory yang normal tetapi memiliki anak yang memiliki kekurangan. Bagaimana hebatnya orang tua yang mencintai anaknya apa adanya.
Jika kita tarik secara garis besar, pengisahan di Finding Nemo dan Finding Dory mengutamakan tentang cerita hubungan orang tua dengan anak yang memiliki kekurangan fisik. Tentang bagaimana mereka menerima kekurangan anak mereka dan menyiapkan mereka untuk kemungkinan apapun dengan hati dan cinta yang besar.

You Might Also Like

0 komentar: